“Umat Islam Indonesia harus berbesar hati karena rahmat kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan, saat umat sedang berpuasa. Ini punya makna historis yang mendalam bagi umat Islam,” kata Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaeni di Gedung DPR, Selasa (14/6/2016).
Menurutnya, umat Islam harus mengambil tanggung jawab penuh atas kemajuan bangsa ini, jangan sampai umat Islam justru menjadi bagian dari problem kebangsaan karena tidak sadar sejarah dan abai pada tanggung jawab sejarahnya.
“Umat Islam harus terdepan dalam menjaga nasionalisme Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Menjaga agar Indonesian tetap ber-Ketuhanan, punya rasa kemanusiaan yang tinggi, hadirkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai kebhinnekaan,” ujarnya.
Kemudian, Jazuli menambahkan pilihan hari proklamasi kemerdekaan adalah sayyidul ayyam (penghulu hari) yakni Hari Jum’at dan di bulan puasa (sayyidus syhuur/penghulu bulan). Dan pilihan ini disadari betul serta sengaja dipilih oleh Bung Karno.
“Proklamator kita saat membacakan teks proklamasi dalam keadaan berpuasa. Kontribusi umat Islam, tokoh pergerakan, para kyai dan santri dalam usaha-usaha kemerdekaan dicatat dengan tinta emas dan tidak terbantahkan,” jelas anggota Komisi I DPR ini.
Untuk diketahui, menurut sejarah pemilihan hari dan tanggal proklamasi tak lepas dari permintaan saran Bung Karno kepada para ulama, diantara K.H Abdoel Moekti dari Muhammadiyah dan K.H Hasyim Asyari dari Nahdatul Ulama.
Teks Proklamasi sendiri, menurut Mr. Achmad Soebardjo, didiktekan oleh Bung Hatta dan ditulis Bung Karno pukul 03.00 pada waktu sahur Ramadhan.
Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1364 H (17 Agustus 1945) pada Pukul 10 pagi di kediaman Bung Karno Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. (http://nasional.inilah.com/read/detail/2303149/pks-umat-islam-harus-terdepan-jaga-nasionalisme)