Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli berseteru dengan Menteri ESDM Sudirman Said terkait rencana pembangunan kilang gas abadi di Lapangan Gas Abadi Blok Masela. Sudirman Said mendukung pembangunan kilang lepas pantai atau offshore, sementara Rizal Ramli mendukung pembangunan di darat atau onshore.
Sebelum perdebatan soal kilang gas di Blok Masela, kedua menteri ini juga pernah saling lempar kritik soal program 35.000 megawatt (MW) yang dikritik habis Rizal Ramli. Perseteruan ini juga merembet ke Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rizal Ramli terang-terangan mengajak Wapres JK berdebat di depan publik.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menilai kedua menteri sibuk berseteru karena ego masing-masing dan akhirnya mengabaikan kebutuhan rakyat.
“Efek negatif, mereka sibuk saling serang tapi tidak urus rakyat, karena ada kepentingan tertentu dari dalam dan luar negeri, masing bawa agenda, kalau itu ada,” kata Jazuli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3).
Seharusnya, internal kabinet solid, satu barisan dan satu suara. Jika ada permasalahan, dirundingkan dalam rapat tertutup di internal kabinet.
“Jangan saling serang, nanti enggak lucu rakyat diberi tontonan dagelan, harusnya hentikan, konflik di kabinet dan pemerintah kegaduhan yang disebabkan pragmatisme. Kalian didaulat memimpin untuk mengurus rakyat bukan kepentingan tertentu,” tuturnya.
Presiden Jokowi harus menunjukkan sikap tegasnya pada menteri yang kerap bikin gaduh. Anggota komisi III DPR ini menyarankan Jokowi tidak ikut terpancing dan terlibat adu argumen di ranah publik.
“Presiden harus tunjukkan leadership jangan larut saling serang di media, kan ada rapat pleno kabinet, tunjukkan kepemimpinan presiden di depan anak buahnya, fokus nya mensejahterakan rakyat,” ucapnya.