Saat dikonfirmasi, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengaku tidak sepakat dengan pendirian sekolah parlemen. Karena kata dia, hal tersebut adalah domainnya partai politik bukan DPR RI
“Parpol yang seharusnya didorong untuk melakukan itu dan pada prakteknya bisa saja bersinergi dengan akademisi perguruan tinggi atau kalangan civil society,” ujar Jazuli saat dikonfirmasi, Senin (29/8).
Selain itu, anggota Komisi I DPR RI tersebut juga mengaku tidak sepakat dengan nama sekolah parlemen. Pasalnya kata dia, menggunakan istilah sekolah bisa bias persepsi.
“Kalau sampai mendirikan sekolah parlemen nanti dipersepsi lain oleh publik, kok anggota DPR malah sibuk belajar bukannya kerja melaksanakan fungsi utama,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua DPR Ade Komarudin mewacanakan membentuk sekolah parlemen. Gagasan tersebut dicetuskan sebagai upaya peningkatan kualitas anggota dewan.
Sekolah yang ditargetkan dapat direalisasikan tahun ini rencananya diikuti seluruh anggota DPR RI dan anggota DPRD di seluruh Indonesia. Lebih jauh Ade berharap ke depannya, semua partai politik juga bisa ikut terlibat. (http://www.jawapos.com/read/2016/08/29/47590/pks-tidak-sepakat-dpr-bentuk-sekolah-parlemen)