“Jujur masyarakat bertanya-tanya seputar kasus ini. Pertama, kenapa marak penyerangan terhadap ulama dan simbol-simbol agama sekarang ini. Kedua, lebih aneh lagi kenapa pelakunya diduga orang gila, dari 21 kasus 15 diantaranya teridentifikasi pelakunya (diduga) orang gila,” kata Jazuli dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (23/2/2018).
“Masak orang gila bisa memilih sasaran penyerangan. Ini benar orang gila atau pura-pura gila atau orang gila yang dimanfaatkan?” imbuhnya.
Menurut Jazuli, Polisi terkesan lambat dalam mengungkap kasus ini. Padahal, kasus penyerangan terhadap pendeta di Gereja Santa Lidwina bisa segera diidentifikasi.
“Untuk satu kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman polisi langsung bisa identifikasi dan menyatakan pelakunya terpengaruh paham radikal (teroris). Memang orang-orang gila yang menyerang ulama dan pesantren ini tidak bisa diidentifikasi asal-usulnya?” tutur Jazuli.
Jazuli menyatakan, adanya spekulasi hanya akan membuat masyarakat bingung. Oleh karena itu sangat penting untuk segera mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
“Presiden harus mendorong kepolisian untuk segera menuntaskan kasus-kasus ini dan memberikan penjelasan kepada masyarakat luas, karena hal ini berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional,” ujar Jazuli.
“Polisi pasti mampu mengungkap kasus ini berkaca dari sigap dan cepatnya mereka mengungkap kasus-kasus terorisme yang notabene lebih complicated aktor dan jaringannya,” pungkasnya. https://news.detik.com/berita/d-3881367/polisi-harus-segera-ungkap-motif-dan-aktor-penyerangan-ulama