Jazulijuwaini.com-– Mulai muncul spekulasi dan analisa kasus-kasus penyerangan ulama. Ada yang menyatakan dilakukan oleh orang kuat untuk tujuan politik dan pilpres. Ada pula yang membantahnya. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini meminta masyarakat apalagi tokoh publik dan politik untuk tidak membuat spekulasi yang memperkeruh keadaan. Sebaliknya, ia miminta aparat kepolisian membuka seterang-terangnya motif dan aktor intelektual jika semua ini rekayasa jahat pihak-pihak tertentu. Jazuli berharap polisi cermat, transparan, dan akuntabel dalam mengungkap kasus yang sudah meresahkan masyarakat luas ini.
“Jujur masyarakat bertanya-tanya seputar kasus ini. Pertama, kenapa marak penyerangan terhadap ulama dan simbol-simbol agama sekarang ini. Kedua, lebih aneh lagi kenapa pelakunya diduga orang gila, dari 21 kasus 15 diantaranya teridentifikasi pelakunya (diduga) orang gila. Masak orang gila bisa memilih sasaran penyerangan. Ini benar orang gila atau pura-pura gila atau orang gila yang dimanfaatkan?,” tanya Jazuli.
Ketiga, polisi koq terkesan lambat melakukan penyelidikan dan pengungkapan kasus ini. Sudah 21 kasus, masak belumclear juga motif dan pelakunya termasuk jaringannya. Sementara, untuk satu kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman polisi langsung bisa identifikasi dan menyatakan pelakunya terpengaruh paham radikal (teroris). Memang orang-orang gila yang menyerang ulama dan pesantren ini tidak bisa diidentifikasi asal-usulnya?, lanjut Jazuli.
Keempat, mulai muncul analisa di luar aparat, macam-macam analisanya yang katanya berdasarkan hasil investigasi mereka. Antara lain konon aksi ini digerakkan oleh kelompok yang pernah berkuasa untuk tujuan pilpres dan lain-lain. Ini jelas membuat masyarakat tambah bingung.
Untuk itu, Anggota Komisi I DPR ini meminta aparat kepolisian segera memberi penjelasan yang clear dan menenangkan masyarakat dengan mengungkap motif dan aktor di balik semua kasus ini jika ada rekayasa pihak-pihak tertentu. Presiden harus mendorong kepolisian untuk segera menuntaskan kasus-kasus ini dan memberikan penjelasan kepada masyarakat luas, karena hal ini berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Polisi pasti mampu mengungkap kasus ini berkaca dari sigap dan cepatnya mereka mengungkap kasus-kasus terorisme yang notabene lebihcomplicated aktor dan jaringannya. Pun, kasus-kasus penyerangan ulama ini sejatinya juga bisa dikategorikan teror karena meresahkan dan menciptakan kondisi ketakutan, tidak aman, dan chaos di tengah-tengah masyarakat. Polisi harusnya bertindak layaknya menangani kasus-kasus teroris dalam kecepatan pengungkapan motif, aktor dan jaringan pelakunya. Jangan biarkan masyarakat berspekulasi dan termakan spekulasi orang atau kelompok tertentu.