Ketua Fraksi PKS di DPR RI, Jazuli Juwaini mengatakan bahwa listrik dan elektrifikasi ini sektor vital bagi bangsa Indonesia. Kebutuhannya semakin besar sementara sumbernya secara konvensional terbatas. Untuk itu pemerintah dituntut kreatif dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tidak membebani rakyat terlalu berat. Baca Juga :
“Hidup kita hari ini nyaris 100 persen tergantung listrik dengan kebutuhan yang semakin meningkat setiap tahun. Dan kebutuhan terbesar ada pada sektor rumah tangga. Kalau kapasitas suplai dan distribusi listrik kita masalah bisa terbayang potensial kerugiannya. Dan kita mengalami beberapa waktu lalu khususnya di Jakarta,” ungkap Jazuli, dalam diskusi publik bertema Listrik Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat, di Kantor Fraksi PKS DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2019). Baca Juga :
Pernyataan Jazuli tersebut didukung data yang menunjukkan bahwa 48,85 persen listrik nasional disedot sektor rumah tangga, baru sektor industri 32,44 persen dan sektor bisnis 18,23 persen. Selebihnya 7,48 persen tersebar di pelanggan sosial dan publik. Baca Juga :
Fraksi PKS mengapresiasi capaian elektrifikasi Indonesia yang sudah mencapai 98,86 persen berdasarkan laporan Kementerian ESDM. Meski masih harus dicek betul data tersebut, mengingat banyak daerah yang masih mengeluhkan soal suplai listrik terutama di pelosok-pelosok. Jika capaian itu benar, kata dia, Fraksi PKS memberi catatan, yakni jangan hanya bangga atas capaian elektrifikasi, Fraksi PKS mendesak Pemerintah agar menjaga kualitas elektrifikasi agar suplai dan diatribusi listrik tetap terjaga dan stabil, jangan byar pet lagi terutama di daerah-daerah terpencil dan pelosok. Tanggung jawab pemerintah menjamin pasokan listrik agar tidak ada lagi daerah yang masih gelap gulita.
Fraksi PKS meminta agar semaksimal mungkin tidak ada kenaikan. Artinya pemerintah harus menjamin stabilitas harga yang terjangkau bagi masyarakat, termasuk subsidi bagi masyarakat miskin/tidak mampu. Dua tantangan, lanjut Jazuli, yang harus dipikirkan ke depan: menyediakan listrik bagi masyarakat yang belum terlistriki dan menyediakan listrik murah bagi rakyat yang berpendapatan rendah. Untuk mengatasi hal itu, ke depan negara dan pemerintah harus kreatif dan inovatif mencari alternatif sumber energi yaitu dengan lebih cepat membangun energi terbarukan karena negara lain sudah memasang target: Uni Eropa porsi energi terbarukan 57 persen pada energi listrik di 2030, China 50 persen juga di 2030. Demikian juga AS, Australia, dan negara-negara ASEAN.
“Pemerintah harus kreatif dan inovatif menghadirkan sumber-sumber energi listrik terbarukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan harga yang terjangkau. Untuk itu perlu sinergitas kebijakan dalam perencanaan dan implementasi industri energi terbarukan. Pelibatan pihak swasta dan masyarakat dalam inovasi energi terbarukan perlu digalakkan mulai pengadaan hingga penjualan sehingga harga makin kompetitif dan kebutuhan energi terpenuhi.
Sistem industri energi terbarukan ini hrus dirancang serius agar indonesia tidak ketinggalan dan yang terpenting dapat mengatasi kelangkaan energi di masa depan,” tandas Jazuli. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut antara lain Rudiantara (Dirut PT PLN), Agung Firman Sampurna (Ketua BPK), Sa’adiah Uluputti (Anggota Komisi VII DPR/FPKS), dan Tulus Abadi (YLKI). https://indopos.co.id/read/2019/12/10/211012/pks-minta-pemerintah-kreatif-dan-inovatif-hadirkan-energi-listrik-terbarukan/