Jazulijuwaini.com—Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei. Peringatan ini mengingatkan kita akan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh konstitusi, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bunyi amanat dalam UUD tersebut yakni untuk menciptakan manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan yang demikian itu tidak bisa dilepaskan dari karakter bangsa Indonesia yang religius dan berkemajuan. Oleh karena itu, pendidikan didesain untuk memadukan penguasaan keimanan dan ketakwaan (imtak) dan iptek. Imtak merupakan karakter yang diharapkan tumbuh dari proses pendidikan. Ia adalah pondasi manusia Indonesia agar beradab dan bermartabat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini dalam menyambut Hardiknas hari ini. Menurutnya, pendidikan adalah kunci kesuksesan dan kemajuan bangsa. “Selamat kepada para pelajar yang giat belajar dan berprestasi serta selalu tampilkan karakter positif dan akhlak mulia. Terima kasih yang tulus untuk para pendidik. Semoga amal sholeh Ibu-Bapak diganjar Allah dengan berlimpah pahala & kebaikan,” ucapnya.
Menurut Jazuli, iptek penting dikuasai untuk merespon tantangan global dan kemajuan dunia yang begitu cepat. Dia menyebut negara-negara besar dengan ekonomi maju, itu ditopang oleh masyarakat yang menguasai iptek (knowledge based society). Oleh karena itu, ahli ekonomi dunia membagi kemajuan negara berdasarkan penguasaan ipteknya, yakni sebagai konsumer, adopter, atau inovator iptek. “Tentu negara maju adalah negara yang kaya inovasi iptek, bukan sekedar pandai mengadopsi/imitasi apalagi hanya sebagai konsumen,” tuturnya.
Nilai tambah yang dihasilkan iptek, kata anggota Komisi I DPR, ini menghasilkan lompatan income (ekonomi) suatu negara yang luar biasa. Maka jika ingin maju menguasai iptek sebagai prasyaratnya.
Anggota Komisi I DPR ini menyatakan tanggung jawab negara dan pemerintahlah dalam mendesain sistem pendidikan yang berkualitas secara berkesinambungan. “Desain yang bisa memberi arah bagi kemajuan bangsa, sehingga dapat berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain secara global,” ujarnya.
Dari sistem tersebut, lanjutnya, diharapkan lahir siswa didik yang kuat dalam kepribadian, cerdas, mandiri, dan memiliki kompetensi iptek yang unggul. Selanjutnya negara dan pemerintah diminta wajib memberdayakan hasil pendidikan unggul tersebut untuk menopang kemajuan bangsa. Dengan demikian, tidak boleh ada potensi SDM unggul bangsa yang tersia-siakan, keluar (brain drain) atau malah dibajak oleh negara lain karena ketidakmampuan pemerintah memberdayakannya.
“Selebihnya kita semua punya tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang berkarakter dan berkemajuan untuk generasi kita. Jangan dirusak dengan sikap, perkataan, kebiasaan, maupun tontonan yang tidak mendidik yang menyimpang dari tujuan pendidikan kita,” tandasnya.
Karena itu anggota Komisi I DPR ini mengimbau untuk menyetop seluruh perusak pendidikan bangsa: pornografi, pergaulan bebas, narkoba, kekerasan/ radikalisme, kemalasan, budaya liberal tanpa batas, dan lainnya. Sebaliknya, dia mengimbau masyarakat untuk menumbuhkan budaya taat beragama, budaya baca, berilmu, berintegritas, bertanggung jawab, mandiri, pantang menyerah, dan yang lainnya.
“Inilah cara kita memaknai Hardiknas, agar bangsa ini menjadi besar, berkarakter, bermartabat dan berkemajuan. Keluarga besar Fraksi PKS DPR mengucapkan ‘Selamat Hari Pendidikan Nasional’” pungkasnya. (Mroji/foto: inet/englishindo)