Jazulijuwaini.com—“Hari ini, 1 Mei, kita peringati sebagai Hari Buruh. Saya ucapkan selamat! Doa dan harapan semoga kesejahteraan buruh makin meningkat!” Pesan ini disampaikan Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini dalam tweet-nya hari ini.
Setiap tahun para pekerja harian yang biasa disebut kaum buruh selalu memperingati eksistensi mereka melalui May Day atau Hari Buruh sedunia. Bagaimanapun mereka adalah bagian dari masyarakat yang memiliki peran besar dalam proses pembangunan serta penggerak roda perekonomian nasional.
“Hari Buruh adalah momentum bagi kita semua utk memberikan penghormatan dan penghargaan jasa buruh bagi bangsa Indonesia. Buruh bekerja dengan pengetahuan, tenaga, dan keterampilannya hingga menghasilkan produktivitas ekonomi yang menopang pembangunan,” ujar Jazuli.
Karena perannya yang sedemikian besar itu, menurut Jazuli, Hari Buruh mesti menjadi momentum bagi Pemerintah untuk mendorong secara serius dan berkesinambungan jaminan kesejahteraan buruh, yakni jaminan yang berangkat dari amanat UUD 1945 demi memenuhi tujuan bernegara: memajukan kesejahteraan umum, termasuk kesejahteraan buruh.
“Oleh karena itu, negara harus hadir mewujudkan hubungan industrial yang kondusif bagi kesejahteraan buruh,” katanya. Selain mendorong kesejahteraan, lanjutnya, negara harus menciptakan lingkungan industrial yang meningkatkan keterampilan dan daya saing buruh.
“Apalagi kita telah memasuki era masyarakat ekonomi bebas ASEAN. Negara harus dorong pengusaha untuk tingkatkan daya saing buruh. Jangan sampai kita tertinggal dalam kompetisi SDM dengan bangsa-bangsa lain. Maka program pelatihan dan upgrading perlu dilakukan secara simultan,” tandas Jazuli.
Menurut Anggota Komisi I DPR, ini negara juga harus hadir dengan memprioritaskan SDM bangsa sendiri. Maka, katanya, afirmasi dan proteksi SDM dalam negeri harus jadi sikap negara. “Para pengusaha harus melihat buruh sebagai aset, bukan beban/faktor produksi, sehingga kesejahteraan mereka harus jadi perhatian serius,” ucapnya.
Buruh yang sejahtera, sambung politisi asal Banten, ini akan mendorong produktivitas yang tinggi karena mereka merasa dihargai secara layak dan mereka pun akan bekerja giat dan gembira. “Meski demikian, disadari upah buruh kita masih rendah. Tentu ini harus terus diupayakan peningkatannya secara optimal,” ujarnya.
Hubungan industrial antara buruh dan perusahaan, katanya, juga acapkali masih konfliktual. “Tentu harus terus dibangun hubungan yang mutual,” tegasnya. Problem kesejahteraan buruh, lanjutnya, kompleks berkelindan dengan tuntutan kebutuhan dan kondisi ekonomi yg sulit. Oleh karena itu pemerintah diminta untuk harus sensitif mengeluarkan kebijakan, utamanya yang berdampak langsung pada buruh.
“Jangan keluarkan kebijakan yang justru menyulitkan kondisi ekonomi rakyat dan kaum buruh. Atas kesadaran itu, Fraksi PKS selalu kritisi dan menolak kebijakan penaikan BBM dan tarif-tarif yang menghimpit ekonomi rakyat kecil,” ujarnya.
FPKS DPR, katanya, secara aktif mendorong pemerintah untuk melahirkan kebijakan pengupahan yang pro-buruh dan lebih berkeadilan. Sebaliknya, sambungnya, Fraksi PKS mengkritisi kebijakan pemerintah yang terlampau propengusaha dan pasar tapi tidak sensitif rakyat kecil termasuk kaum buruh.
Fraksi PKS, kata Jazuli, juga membuka diri untuk advokasi permasalahan perburuhan. Advokasi itu berupa Hari Aspirasi yang sudah dibuka lebar di ruang sekretariat Fraksi PKS DPR. “Seluruh ikhtiar Fraksi PKS ini bisa jadi masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dan sinergi semua pihak. Semoga buruh Indonesia makin sejahtera, terberdaya, dan kompetitif. Selamat Hari Buruh,” pungkasnya. (Mroji, foto:dok.Tempo)